Archive for Juli 2022
Keluar rumah tanpa make up? Bisa? Fix, kalian pasti jawab “ tidaaak”. Ya, make up atau kosmetik memang tidak bisa dipisahkan dari perempuan. Namun apa jadinya bila saat berwudlu make up masih menempel di wajah, sah kah? Nah, mama kece yang sholihah wajib paham ini ya.
Secara fiqih, meratakan basuhan ke seluruh rambut dan kulit bagian anggota wudlu hukumnya adalah wajib. Jadi saat membasuh wajah, kulit wajah harus bersih dari segala benda yang bisa menghalangi air ke permukaan kulit wajah atau benda yang bisa merubah netralitas air. Termasuk di sini adalah make up yang menempel di wajah. Namun tentunya ada kriteria tertentu.
Dikutip dari NU Online, dijelaskan dalam kitab Al-Fiqhul Manhaji alal Madzhabis Syafi’i jika di bawah kuku-kukunya terdapat kotoran yang menghalangi sampainya air, atau cincin (yang dipakai dapat menghalangi sampainya air) maka tidak sah wudhunya. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ رَجَعْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِينَةِ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِمَاءٍ بِالطَّرِيقِ تَعَجَّلَ قَوْمٌ عِنْدَ الْعَصْرِ فَتَوَضَّئُوا وَهُمْ عِجَالٌ فَانْتَهَيْنَا إِلَيْهِمْ وَأَعْقَابُهُمْ تَلُوحُ لَمْ يَمَسَّهَا الْمَاءُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَيْلٌ لِلأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ أَسْبِغُوا الْوُضُوءَ ».
Artinya, “Dari Abdullah bin Amr RA, ia berkata, ‘Kami kembali bersama Rasulullah SAW dari Kota Mekkah menuju Madinah sampai ketika kami menemukan air di tengah perjalanan, maka sekelompok orang (kaum) segera bergegas shalat ashar, mereka pun berwudhu dengan tergesa-gesa, sampai kami berakhir sedangkan tumit mereka jelas sekali masih kering tidak tersentuh air. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Celakalah bagi tumit-tumit itu karena api neraka. Sempurnakanlah wudhu kalian.”
Dari kisah di atas dapat disimpulkan, sedikit saja bagian wudhu tidak terkena air wudhu, itu dapat membatalkan seluruh basuhan wudhu, sehingga harus mengulang kembali wudhu secara sempurna. Ini menunjukkan pentingnya memastikan semua anggota wudhu terbasahi air wudhu.
Macam-macam make up
Lantas benda apa saja yang bisa menghalangi air ke permukaan kulit? Di antaranya kotoran mata, make up water prof (anti air), tip ek, cat, tanah, minyak, dan lain sebagainya. Sedangkan benda yang bisa merubah netrasi air adalah bedak wajah, lotion wajah, krim wajah, dan sejenisnya.
Lalu bagaimana kriteria make up yang bisa menghalangi air wudlu? Secara umum, make up bisa dibedakan menjadi 2 macam;
1. Make up yang memiliki ketebalan dan membentuk lapisan. Make up jenis ini, harus dihilangkan sebelum berwudhu. Karena menghalangi sampainya air ke anggota wudhu. Jika tidak dihilangkan, maka wudhu tidak sah, dan terkena ancaman hadis di atas. Contohnya adalah lipstik, eye liner, dan bedak wajah yang tebal dan lain sebagainya.
2. Make up yang tidak memiliki ketebalan dan tidak membentuk lapisan. Make up jenis ini tidak harus dihilangkan. Karena tidak mengandung lapisan atau ketebalan, yang menghalangi basahan air wudhu. Contohnya make up yang hanya berupa warna, seperti celak, pewarna kuku dan lain-lain.
Jika make-up memiliki fisik (membentuk lapisan.), menghalangi sampainya air ke anggota wudhu, maka harus dihilangkan. Jika tidak memiliki fisik, jadi hanya sebatas warna, tidak memiliki ketebalan, maka tidak harus dihilangkan.
Dari kedua jenis makeup di atas, make up waterproof tergolong jenis pertama. Waterproof artinya anti air. Ini jelas menunjukkan memiliki ketebalan dan lapisan. Jadi, pastikan benda-benda tersebut bersih dari wajah barulah melakukan wudlu. Wallahu a'lamu bis showab. (Naeli Rokhmah)
Berwudhu Tapi Make Up Masih Menempel Di Wajah, Sah Kah?
dari kiri Ketua IPQOH Cilacap H Zainal Arifin, Ust Rokhani Dari Qudus, Ustad Mas'ud Sahat Dari Demak |
Menjadi Qori bersuara indah bukanlah hal yang mudah. Apalagi menjadi juara MTQ sampai level internasional. Saya merasa beruntung karena dipertemukan dengan dua orang sosok yang telah sukses di jagad pertilawahan dalam kesempatan bimbingan tilawah pada pertengahan Juni lalu. Dari mereka saya bisa belajar tilawah sekaligus mencuri rahasia sukses mereka hingga menjadi qori internasional.
Teriknya
mentari di pertengahan bulan Juni terasa begitu menyengat. Namun tidak demikian
yang saya rasakan saat memasuki area Masjid Darul Mutadho. Di situlah tengah
digelar bimbingan tilwatil qur’an yang mendatangkan dua orang qori sekaligus, Ahad 19 Juni 2022.
Ustad H Muhammad Rokhani, Juara MTQ Internasional tahun 2007 dan Ustad Mas’ud
Sahat Juara STQ Nasional tahun 2021.
Sang bayu
telah sepenggalah saat motor yang saya kendarai
masuk ke pelataran Masjid Darul Murtadlo. Masjid yang berada di Desa Donan
Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap. Di sinilah haflah tilawatil qur’an
digelar atas inisiasi Ikatan Persaudaraan Qori-Qari’ah dan Hafidz-Hafidzoh
(IPQOH) digelar.
Turun dari
kendaraan saya disapa oleh sang imam masjid, H Zaenal Arifin yang juga Ketua IPQOH Cilacap. Saya pun berbasa-basi sejenak dengannya sebelum akhirnya
beliau mempersilakan saya untuk bergabung dengan yang lain sementara dirinya
sibuk mengurus jalannya acara bersama dengan
panitia yang lain.
Di lantai
keramik yang dingin, saya duduk lesehan bersama peserta lainnya. Adem dan
tenang, itu yang saya rasakan. Masjid yang masih dalam tahap pembangunan itu
terasa teduh oleh rimbunnya pepohonan yang tumbuh di sekelilingnya.
Secara
bergantian dua narasumber yang merupakan qori senior kebanggaan Jawa Tengah itu
mengalunkan ayat demi ayat Alqur’an dengan suara emasnya. Alunan ayat suci
Alqur’an terdengar merdu menambah syahdu suasana siang itu.
Ustaz Ma’ud
Sahat giliran pertama tampil. Beliau membacakan surat Maryam ayat 16-19.
Dibawakannya langgam bayati dengan menawan di hadapan peserta. Lantas peserta
menirukan apa yang sudah ia ajarkan. Dengan telaten ustad Sahat membimbing kami
hingga bisa menirukan lagu yang diajarkannya.
Rahasia sukses qori
Di sela-sela bimbingannya, Ustad Mas'ud Sahat bercerita pengalaman pribadinya. Ia menuturkan keberhasilannya bukan diraih secara instan melainkan perjuangan keras. Ia mengaku rutin berlatih setiap pagi. Apalagi sejak menjadi muadzin di Masjid Agung Jawa Tengah, setiap pagi ia akan tilawah qobla subuh.
"Kuncinya semangat belajar. Luangkan waktunya setiap hari untuk istiqomah belajar," kata beliau.
Hal senada disampaikan oleh Ustad Rokhani, Juara MTQ internasional tahun 2007 asal Kudus.
"Cari waktu paling nyaman untuk latihan secara istiqomah. Kalau nyaman pagi ya pagi, kalo nyaman sore ya sore. Terus menerus setiap hari. Kalau hanya latihan satu kali seminggu, ya lama hasilnya," ujarnya.
Ustadz Rokhani membacakan surat Ali imron ayat 94 dengan rangkaian lagu lengkap dari lagu
Bayati sampai lagu penutup. Suaranya tak kalah merdu dengan Ustad Mas’ud Sahat.
Qori asal Kota Kretek Kudus ini mampu menghinotis kami.
Tepat saat jarum jam di angka 12, sang qari mengakhiri tilawahnya. Bimbingan tilawah hari itu pun disudahi. Dan kami bersiap melaksanakan shalat duzhur bersama. (Naeli Rokhmah)
Kunci Sukses Jadi Qori'? Qori H Rokhani Asal Qudus Bagikan Rahasianya
Ada doa khusus yang dianjurkan untuk dibaca saat menjenguk bayi yang baru lahir |
Tak terkecuali saat menjenguk bayi yang baru lahir, setiap aktifitas dalam agama Islam ada adab dan doanya sendiri. Berikut adalah doa yang dianjurkan dibaca saat menjenguk bayi yang baru lahir.
Di Indonesia menjenguk bayi yang baru lahir sudah menjadi tradisi. Mereka datang untuk memberikan ucapan selamat atas kelahiran sang bayi. Adakalanya membawa buah tangan alakadarnya. Tapi hal itu tentunya bukan hal terpenting. Yang lebih penting lagi adalah doa untuk si jabang bayi agar tumbuh sehat dan menjadi anak yang sholih/sholihah.
Ada doa khusus yang dianjurkan dibaca saat menjenguk bayi yang baru lahir. Berikut doa menjenguk bayi yang baru lahir sekaligus cara membaca dan artinya.
بَارَكَ اللهُ لَكَ فِيْ مَوْهُوْبِ لَكَ وَ بَلَغَ اَشُدَّهُ وَ رُزِقْتَ بِرَّهُ
Baarokallohu laka fii mauhuubin laka wa balagha asyuddahuu wa ruziqta birrohu
Artinya: “Keberkahan bagimu atas apa yang telah dianugerahkan padamu. Kau bersyukur pada Sang Pemberi, telah sampai pada kesenangan dari-Nya, dan (semoga) diberikan rizki atas kebaikan-Nya”
Adapun tuan rumah yang dijenguk menjawab dengan doa:
بَرَكَ اللهَ لَكَ وَ عَلَيْكَ
Barokallohu laka wa alaika
“Semoga engkau diberkahi Allah, semoga keberkahan Allah tercurah atas dirimu.
Demikian amalan doa saat menjenguk bayi yang baru lahir. Semoga bermanfaat dan bisa diamalkan.
(Mbak Neli)